Text
Manusia Indonesia: Sebuah Pertanggungan Jawab
Wajah lama suadah tak karuan lagi di kaca, sedang wjah baru belum jua jelas. Siapa orang atau manusia Indonesia? Apa dia memang ada? Seperti apa gerangan tampangnya? Orang – orang Indonesia yang sudah amat rasionil, ahli matematika, telah bisa menghitung atom sampai ke partikelnya yang paling kecil, banyak orang yang tidak dapat menghindarkan diri dan tertarik kedalam derakan kebatinan, baik akibat dilanda kebimbangan dan ketidak-pastian, maupun juga karena didorong oleh berbagi maksud, hasrat hati, seperti hendak berkuasa, ingin mendapat jabatan tinggi, ingin pertahankan kekuasaan atau kedududkan, atau ingin hendak mengumpulkan harta dan sebagainya. Manusia ideal menurut kebatinan Jawa harus pula memiliki ciri-ciri: rela, ridho, bersedia menyerahkan segala miliknya dimana diperlukan, kemudian nrima (narina) dengan segala keriangan hati appapun yang menimpa dirinya, dan ketiga sabar, hidup dan penuh toleransi. Manusia ideal Indonesi, yang sering dikemukakan kini adalah manusia Pancasila. Yaitu manusia manusia Indonesia (menurut ahli-ahli pemikirnya) yang menghayati dan membuuat dasar dan pedoman hidupnya dasar tingkah laku dan budi pekertinya berdasar pada lima sila Pancasila; Ketuhanan, Kemanusiaan, Keadilan Sosisal, Kerakyatan, Persatuan Nasional. Ciri kedua uatma manusia Indonesia masa kini adalah segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya, putusannya, kelakukuannya, pikirannya, dan sebagaionya. “Bukan saya”, adalah kalinat yang cukup populer pula di mulut manusia Indonesia. Atasan menggerser tanggungjawab tentang suatu kesalahan, sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang tidak baik, satu kegagalan pada bawahannya, dan bawahannya meggeser ke yang lebih bawah lagi, dan demikian seterusnya. Ciri ketiga utama manusia Indonesia, adalah jiwa feodalnya. Meskipun salah sat tujun revolusi kemerdekaan Indonesia ialah juga membebaskan maunusia Indonesia dari feodalisme, tetapi feodalisme dalam bentuk-bentuk baru makin berkembang dalam diri manusia Indonesia. Ciri keempat uatama manusia Indonesia adalah manusia Indonesia yang masih percaya takhyul. Dulu, dan sekarang juga masih ada yang demikian, manusia Indonesia percaya bahwa batu, gunung, pantai, sungai, danau, karang, pohon, patung, bagunan, keis, pisau, pedang itu punya kekuatan gaib, keramat, dan manusia harus mengatur hubungan khusus dengan ini semua. Ciri kelima utama manusia Indonesia adalah artistik. Karena sikapnya yang memasang roh, sukma, jiwa, tuah, dan kekuasaan pada segala benda di alam sekelilingnya, maka manusia Indonesia dekat dengan alam. Ciri keenam manusia Indonesia punya watak yang lemah. Karakter kurang kuat. Manusia Indonesia kurang kuat mempertahankan atau memperjuangkan keyakinannya. Dia mudah, apalagi jika dipaksa, dan demi untuk “survive” bersedia mengubah keyakinannya.
No other version available